"Awali Menulis dengan Buku Harian, Bisa?"

Artikel "Awali Menulis dengan Buku Harian, Bisa?"Kegiatan menulis sebenarnya sudah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Contoh sederhana adalah kegiatan menulis pelajar di sekolah, menulis SMS, dan meng-update status di dunia maya; facebook, twitter, dll. Menulis identik dengan menuangkan sesuatu pada sebuah kertas kosong. Menulis identik dengan pengungkapan diri pada dunia yang tidak (bukan) hanya milik kita sendiri. Menulis juga cara pengungkapan diri kita mengenai sesuatu yang bermakna.

Menulis butuh suatu cara yang perlu dilakukan agar potensi dasar seseorang/individu dapat terus dipupuk. Salah satu cara tersebut adalah berbuku harian.
Menulis buku harian
Sumber Gambar : suaramuhammadiyah.com

Buku harian atau catatan harian perlu dimiliki untuk mengabadikan peristiwa/kejadian tertentu. Buku harian juga memudahkan kita mengekspresikan rasa, emosi, tanpa perlu takut diketahui oleh orang lain.  Buku harian wajar dimiliki oleh seseorang yang menginginkan suatu privasi. Buku harian  tidak hanya identik dengan kaum hawa karena kesan yang ditimbulkan, para pria pun bisa berbuku harian. Membuat catatan tertentu mengenai suatu peristiwa atau mengagendakan jadwal bisa dibuat oleh kaum adam di buku harian.

Hal positif yang bisa kita peroleh dari berbuku harian adalah sebagai berikut :

1. Menyadari kelemahan (umum) manusia

Sebagai manusia kita menyadari kelemahan yang dimiliki. Salah satunya kelemahan dalam berpikir dan menyimpan memori kejadian yang kita alami setiap hari.  Seseorang yang mengetahui dan sadar kelemahan tersebut akan segera mengambil pena, mengasahnya, kemudian menuliskan apa saja yang kelak akan mengingatnya pada momen itu.

2. Mempersiapkan perangkat buku harian

Buku harian yang dimaksud dalam hal ini tidak mesti buku khusus yang ada di toko-toko buku dengan bentuk, gambar yang bervariasi. Buku harian bisa dibuat dengan memaksimalkan kertas bekas print lalu dijilid atau dijepit. Esensi buku harian adalah mudah dibawa, tidak merepotkan, dan bisa ditulis mengenai peristiwa yang kita alami/terjadi pada hari tersebut.

3. Menjadikan buku harian tidak hanya buku harian

Buku harian bisa dijadikan untuk berbagai tulisan. Buku harian adalah sebuah puisi. Buku harian adalah sinopsis sebuah cerpen dan novel. Buku harian adalah bisa dijadikan sebagai tindak lanjut dari curhat. Buku harian kadangkala juga berfungsi sebagai teman yang mau mendengarkan semua perasaan/curhatan pemiliknya.

4. Jangan menunda-nunda

Kebiasaan menunda sesuatu adalah penyakit yang sangat mendasar bagi setiap orang. Kebiasaan ini bila tidak segera dicarikan solusinya akan menjadi penyakit menahun dan bahkan bisa membunuh kreativitas. Begitupun dengan berbuku harian. Jika kita mempunyai niat untuk menuliskan buku harian segeralah membuat atau membelinya dan bersegeralah kita tuliskan proses pembelian buku tersebut pada halaman pertama buku harian.

5. Jangan kapok untuk mengulang

Bila dalam pelaksanaan berbuku harian terjadi kendala, misalkan ada peritiwa/kejadian yang terlewatkan untuk ditulis pada hari itu maka biarkan saja berlalu. Berbuku harian tidak mesti punya jadwal khusus dan harus memuat sebulan penuh. Sekiranya memang ada yang terlupakan biarkan saja, bahkan ada tak jarang yang tertinggal selama satu tahun. Namun jalan yang paling baik adalah jangan kapok. Kita harus menumbuhkan lagi semangat baru, baru, dan baru sampai kita telah merasa tak bisa tidak berbuku harian.

Lima hal positif di atas adalah semacam refleksi dan berbenah diri. Tidak ada kata terlambat dalam memulai suatu kebaikan termasuk menulis. Manfaatkan waktu untuk memulai menulis. Apapun tulisannya. Jangan mengharapkan akan dimuat/tidak tulisan tersebut tapi ketika tercipta suatu tulisan kita telah mengapresiasi diri kita sendiri dengan sangat baik. Semoga budaya menulis menjadi suatu keharusan bagi kita semua.

Daftarkan email kamu untuk menerima update dari kami:

0 Response to ""Awali Menulis dengan Buku Harian, Bisa?""

Post a Comment